Karya terpanjang dari penulis Jepang ternama, Haruki Murakami yang kini tersedia versi terjemahan bahasa Indonesia mulai dari jilid pertama sampai ketiga ini akhirnya selesai admin baca sampai tamat akhir bulan lalu dan baru sempat di-review sekarang :)

1Q84 ini worth to read jadi jangan ragu untuk membeli ketiga-jilidnya kalau kamu ngaku fans berat karya-karya Haruki Murakami. Content warning: buku ini tidak dianjurkan dibaca oleh pembaca berusia 18tahun kebawah, karena banyak konten yang terlalu eksplisit yang hanya bisa dimengerti oleh pembaca dewasa ;)

Secara keseluruhan, ketiga buku ini bercerita tentang perjalanan panjang Aomame dan Tengo yang karena suatu hal terlibat dan secara tak sengaja masuk ke dalam dunia lain yang secara kasat mata nampak sama namun kenyataannya berbeda dengan dunia nyata.

Di jilid pertama diperkenalkan tokoh utama sekaligus alur utama cerita, yaitu Tengo yang berprofesi sebagai pengajar matematika di tempat bimbel namun memiliki bakat sebagai seorang novelis dan Aomame seorang trainer spesialis otot tubuh namun juga berprofesi sebagai pembunuh bayaran dengan keahlian yang unik.

Di tahun 1984 ini Tengo yang memiliki kehidupan biasa-biasa saja, tiba-tiba kehidupan disekitarnya berubah sejak editornya memaksa Tengo untuk berkomplot menulis ulang novel karya seorang anak SMA bernama Fukada Eriko.

Semenjak menulis ulang novel tersebut, Tengo merasakan ada yang aneh dengan cerita dalam novel tersebut yang terkesan begitu nyata dan penuh imajinasi. Yang lebih aneh lagi adalah pengarang asli novel itu yaitu Fuka Eri yang mengidap disleksia dan memiliki kelakuan yang aneh.




Keanehan bukan hanya dirasakan oleh Tengo saja. Aomame adalah orang pertama yang menyadari bahwa dunia tempat dirinya berdiri bukanlah tahun 1984 yang sebenarnya, itu adalah dunia 1Q84. Seperti dunia paralel dimana hal-hal aneh terjadi. Salah satu tandanya adalah ada dua bulan di langit. Satu yang sering kita lihat setiap malam, dan yang satunya lagi memiliki ukuran yang lebih kecil dan berwarna kehijauan.


Perjalanan panjang pun dimulai ketika Aomame ditugaskan untuk menghabisi nyawa ayah dari Fuka Eri. Setelah berhasil menjalankan misinya, Aomame hidup dalam pengasingan namun hidupnya tidak pernah tenang karena ayah Fuka Eri adalah pemimpin sekte agama besar Sakigake.

Aomame menjadi orang yang paling diburu oleh sekte Sakigake, dan Tengo memiliki kaitan penting dengan Sakigake karena keterlibatannya dengan Fuka Eri. Aomame dan Tengo saling menyadari perasaan mereka terhadap satu sama lain. Akankah Aomame dan Tengo bertemu dalam dunia yang aneh ini, 1Q84.


Gaya penuturan Haruki Murakami dalam trilogi novel ini sangat unik. Di buku pertama dan kedua, Aomame dan Tengo secara bergantian menjadi titik pusat cerita dan pembaca dapat mengikuti alurnya secara paralel. Namun di buku yang ketiga muncul tokoh penting yaitu Ushikawa yang menjadi titik kunci Aomame dan Tengo bisa bersatu. Di jilid ketiga ada tiga pusat cerita yang saling berkaitan. Meskipun alur cerita diceritakan dari tiga alur yang berbeda, Haruki Murakami menulisnya dengan teliti sehingga pembaca tidak begitu kebingungan ketika berganti dari satu titik cerita ke titik lainnya.

Ada pengalaman seru ketika membaca ketiga buku ini, saat berpindah dari satu sudut pandang ke sudut pandang lainnya. Dan seperti biasa, Haruki Murakami memberikan referensi musik pada setiap karyanya dan kali ini diambil dari lagu "It's Only A Paper Moon". Senada dengan ikon cerita ini, Bulan.


"Without your love
It's a honky tonk parade
But it wouldn't be make believe
If you believed in me"

0 comments:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda