V's Online Library

Buku ini cocok banget buat jadi bacaan ringan di sore hari sambil nyeruput kopi sambil ngemil gorengan. Eh jangan gorengan deh, nanti minyaknya kemana-mana trus nempel di buku :(
Btw buku ini ditulis oleh si surayah alias Pidi Baiq sebagai lanjutan dari dua buku laris sebelumnya yaitu seri Dilan. Tapi kayaknya biar gak bosen, jadi plot di buku Milea ini agak rada di-twist sama si surayah. Cukup menarik kalau kamu ngikutin dua buku Dilan sebelumnya, karena kalau enggak maka ceritanya gak akan nyambung dan kamu gak bakalan ngerti semua jalan ceritanya. Jadi kalau mau baca buku ini, beli dulu gih dua buku Dilan sebelumnya ^^ (promosiin bukunya si surayah, emang si surayah paling pinter deh bikin buku buat jualannya dan kayanya sengaja dibikin ceritanya bolak-balik dua versi biar bukunya manjang :))




Jadi di buku Milea ini setting-an ceritanya sama dengan buku Dilan pertama, bedanya kalau di buku Dilan ceritanya dilihat dari sudut pandang Milea nah di buku Milea kebalikannya yaitu ceritanya dilihat dari sudut pandang si Dilan. Ceritanya si Dilan udah gede dan flashback ke masa-masa SMA jaman Dilan lagi pe-de-ka-te sampe jadian sama Milea. Karena di setting-an nya buku Dilan keluar duluan jadi disini seakan-akan si Dilan mau memberikan klarifikasi mengenai kejadian-kejadian di buku Dilan yang dibeberkan Milea. Jadi intinya cerita di buku Milea ini sama dengan kedua buku Dilan sebelumnya tapi ditulis dalam versi Dilan. Klarifikasi ala Dilan.


Tentu saja namanya juga Dilan, kita sudah mengenalnya sebelumnya dalam cerita-cerita Milea mengenai Dilan di dua buku Dilan sebelumnya. Jadi ketika membaca buku Milea ini, walaupun ceritanya sama tapi karena ditulis ala Dilan tetap saja menarik dan masih konyol ala anak SMA ciptaan Pidi Baiq. Juga di buku ini kita bisa tahu dan mengerti seperti apa karakter Milea di mata Dilan, kenapa sampe bisa Dilan jatuh cinta dengan Milea dan penyebab hubungan mereka kandas di tengah jalan. Semua tindak-tanduk di Dilan di cerita sebelumnya akan dijabarkan oleh orangnya sendiri yaitu si Dilan anaknya si Bunda yang sejak SMA udah masuk geng motor. ^^


Jujur saya pribadi sempat kecewa dengan buku Dilan yang kedua karena disitu Milea terkesan cengeng dan egois. Yah namanya juga anak SMA, masih labil jadi ya dimaklumi aja. Dan untungnya si buku lanjutannya yaitu Milea cukup menghibur dan sedikit nostalgia juga karena settingan ceritanya di Kota Bandung (meskipun jaman dulu) dan ceritanya tentang kisah cinta anak SMA. Duh, jadi inget jaman-jaman SMA kan jaman cinta-cintaan dan pacar-pacaran ^^

Buat yang baru pertama kali baca buku surayah, Pidi Baiq, mungkin agak terganggu dengan cara penyampaiannnya yang agak santai dan logat Bandungnya yang kental yang kadang bahkan agak kurang sesuai gramar Bahasa Indonesia. Yah dimaklumi saja mungkin itulah ke-khas-an cara penulisan Pidi Baiq yang memang tujuan utamanya untuk menghibur melalui buku Dilan dan Milea karyanya. Terimakasih surayah sudah melahirkan buku Dilan dan Milea :) karena kita semua pun pernah muda, pernah SMA, pernah punya pacar SMA, dan juga pernah putus cinta.

"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu."