Akhirnya bisa komplit juga koleksi Supernova karya Dee ^^ tinggal tunggu dua seri berikutnya: #5 Gelombang, dan #6 Inteligensi Embun Pagi maka sempurnalah koleksi ini.
#3 Petir:
Dua tahun setelah roman mereka rampung, Dimas dan Reuben mengalami stagnasi. Hingga suatu hari mereka mendapat surat elektronik dari seseorang bernama Gio. Kata "Supernova" yang disebut Gio dalam surat itu menjadi tanda tanya baru sekaligus awal pengetahuan Dimas dan Reuben tentang jaringan yang selama ini melibatkan mereka tanpa disadari.
Sementara itu, di Kota Bandung, seorang gadis sebatang kara bernama Elektra berusaha menyambung hidup. Berawal dari perkenalannya dengan seorang yogini bernama Ibu Sati dan seorang Entrepreneur muda urakan bernama Toni alias Mpret, hidup Elektra mulai terakselerasi. Dari anak kuper yang tidak punya motivasi, Elektra bertransformasi menjadi seorang pengusaha, dan akhirnya seorang penyembuh.
Setelah nyaman dalam lingkungannya yang baru, hidup Elektra kembali siap diguncang ketika Bong memintanya untuk menolong seseorang yang tak ia kenal bernama Bodhi.
Setiap seri dari supernova ini menyimpan keunikannya masing-masing, tak luput di seri ketiganya #3 Petir. Seri pertama yang penuh dengan deskripsi tingkat tinggi dan nuansa romansa gelap, jauh berbeda dengan seri kedua yang dituturkan secara polos dan alami dari kacamata seorang Bodhi. Dan seri ketiga ini mengambil sudut pandang seorang Elektra, gadis unik yang menyimpan potensi besar dalam dirinya.
Seri ketiga ini benar-benar jenaka. Dituturkan penuh keseruan namun masih sarat makna. Mengambil setting di Kota Bandung, Elektra yang sebatang kara setelah ditinggal mati ayahnya dan ditinggal pergi Watti, kakaknya yang hijrah ke Tembagapura karena menikah dengan seorang pegawai Freeport, berjuang menyambung hidup di tanah kelahirannya.
Elektra yang sadar tidak memiliki kemampuan apa-apa, berhasil menemukan potensi terbesarnya berkat bantuan Ibu Sati. Siapa yang sangka bahwa alam telah memberikan Elektra 'sesuatu' yang akan bermanfaat bagi banyak orang, termasuk Bong dan Mpret. Sialnya, cerita berhenti di puncak cerita ketika semuanya mulai berkaitan antara Elektra dan Bodhi melalui Bong.
Cerita tentang potongan kisah Elektra ini mungkin mudah ditebak dan terkesan terlalu ringan. Namun siapa sangka novel Dee ternyata bisa membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Bukan guyonan garing khas novel-novel teenlit, tapi lelucon pintar yang seakan muncul natural dari karakter Elektra. Dee tidak diragukan lagi memang salah satu penulis jenius yang bisa secara konsisten menulis novel serial Supernova. Bukan perkara yang mudah. Dan sebagai pembaca, saya tidak pernah kecewa.
Ada potongan cerita dari pasangan favorite kita semua, Dimas dan Reuben, di awal cerita. Sepotong saja. Setelah itu kita melompat ke kepingan lainnya, Elektra, yang diakhir buku diiris tipis oleh kehadiran Bong. Semuanya terhubung satu-sama-lain. Kapankah kita menemukan simpul utama dari kisah Supernova ini? Mungkin segera. :)
Labels: Book, Dee, Dewi Lestari, Fiction, Indonesian, Petir, Review, Supernova
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar