"Gara-gara angin topan Dorothy tersesat di sebuah negeri asing. Negeri itu benar-benar luar biasa indah. Namun, negeri itu masih belum beradab dan dikuasai para penyihir dan makhluk-mahkluk ganjil. Dorothy pun merindukan kampung halamannya yang panas dan kelabu. Untuk bisa pulang ke rumahnya, hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh, yaitu meminta bantuan Oz, sang penyihir agung penguasa negeri itu. Namun, tidaklah mudah untuk bisa menemui Oz. Selain jarak yang jauh, aneka rintangan dan bahaya pun turut menghadang.
Untunglah Dorothy berkenalan dengan Bayung yang sangat ingin memiliki otak, Penebang kaleng yang sangat merindukan memiliki hati lagi, dan Singa Pengecut yang sangat mengidam-idamkan keberanian. Dengan membawa keinginan masing-masing, mereka berempat bahu-membahu menjalani sebuah perjalanan ajaib menemui Oz, yang membuat mereka berseteru dengan penyihir jahat, bertempur dengan makhluk-makhluk ganjil, dan bersahabat dengan penyihir baik. Perjalanan itu sangat mendebarkan, membahayakan, melelahkan, mengguncang emosi, sekaligus juga mengeratkan persahabatan dan menyingkapkan jati diri mereka."
I always love children's book :) kenapa? Karena jaman saya kecil ga pernah sekalipun saya dibelikan buku oleh ortu, paling maksimal adalah majalah Bobo. Perpustakaan sekolah adalah satu-satunya akses saya mengenal dunia buku dan saya masih ingat beberapa cerita tapi lupa siapa pengarang dan judul bukunya (andai saya masih menyimpan buku catatan SD saya -_-).
Salah satu alasan saya tertarik dengan children book adalah ceritanya yang selalu penuh fantasi. Tidak masuk akal memang tapi disitulah keunikannya. Dalam buku cerita kita bebas menceritakan apa saja, se-absurb apa pun dan saat buku itu selesai kita baca kita akan terus mengingat 'perjalanan' membaca itu :)
The Wonderful of Oz saya pikir satu genre dengan Alice in Wonderland dan The Little Prince dimana ada banyak hal absurb yang masuk akal dan bahkan menyentuh hati kita. Cerita-cerita di dalam buku ini banyak menyadarkan kita bahkan orang dewasa sekalipun bahwa kadang kita terlalu sibuk mengingat masa keemasan kita di jaman dulu atau menginginkan sesuatu yang sebetulnya sudah kita miliki. Seperti si Singa Pengecut yang menginginkan keberanian padahal secara alami dan kodratnya dia adalah raja hutan.
Yang paling menarik dan puncak dari cerita buku ini adalah ketika identitas asli Sang Penyihir Agung Oz terkuak. Dimana pada kenyataannya Oz tidak lain dan tidak bukan adalah seorang manusia biasa seperti Dorothy yang terdampar di negeri aneh ini dan bukanlah seorang penyihir atau penyihir agung.
Pelajarannya adalah we can be whatever we want to be as long as we sure we can be.
Moral value lainnya dari kisah perjalanan Dorothy ini adalah no place like home. Sejauh apa pun dan seindah apa pun tempat yang kita datangi, kita pasti pulang ke rumah, karena di sanalah hati kita tertambat. Wherever your heart is, that's your home. Even if it's not prettier nor more beautiful than every place you've ever been, but still...no place like home.
Untunglah Dorothy berkenalan dengan Bayung yang sangat ingin memiliki otak, Penebang kaleng yang sangat merindukan memiliki hati lagi, dan Singa Pengecut yang sangat mengidam-idamkan keberanian. Dengan membawa keinginan masing-masing, mereka berempat bahu-membahu menjalani sebuah perjalanan ajaib menemui Oz, yang membuat mereka berseteru dengan penyihir jahat, bertempur dengan makhluk-makhluk ganjil, dan bersahabat dengan penyihir baik. Perjalanan itu sangat mendebarkan, membahayakan, melelahkan, mengguncang emosi, sekaligus juga mengeratkan persahabatan dan menyingkapkan jati diri mereka."
I always love children's book :) kenapa? Karena jaman saya kecil ga pernah sekalipun saya dibelikan buku oleh ortu, paling maksimal adalah majalah Bobo. Perpustakaan sekolah adalah satu-satunya akses saya mengenal dunia buku dan saya masih ingat beberapa cerita tapi lupa siapa pengarang dan judul bukunya (andai saya masih menyimpan buku catatan SD saya -_-).
Salah satu alasan saya tertarik dengan children book adalah ceritanya yang selalu penuh fantasi. Tidak masuk akal memang tapi disitulah keunikannya. Dalam buku cerita kita bebas menceritakan apa saja, se-absurb apa pun dan saat buku itu selesai kita baca kita akan terus mengingat 'perjalanan' membaca itu :)
The Wonderful of Oz saya pikir satu genre dengan Alice in Wonderland dan The Little Prince dimana ada banyak hal absurb yang masuk akal dan bahkan menyentuh hati kita. Cerita-cerita di dalam buku ini banyak menyadarkan kita bahkan orang dewasa sekalipun bahwa kadang kita terlalu sibuk mengingat masa keemasan kita di jaman dulu atau menginginkan sesuatu yang sebetulnya sudah kita miliki. Seperti si Singa Pengecut yang menginginkan keberanian padahal secara alami dan kodratnya dia adalah raja hutan.
Yang paling menarik dan puncak dari cerita buku ini adalah ketika identitas asli Sang Penyihir Agung Oz terkuak. Dimana pada kenyataannya Oz tidak lain dan tidak bukan adalah seorang manusia biasa seperti Dorothy yang terdampar di negeri aneh ini dan bukanlah seorang penyihir atau penyihir agung.
Pelajarannya adalah we can be whatever we want to be as long as we sure we can be.
Moral value lainnya dari kisah perjalanan Dorothy ini adalah no place like home. Sejauh apa pun dan seindah apa pun tempat yang kita datangi, kita pasti pulang ke rumah, karena di sanalah hati kita tertambat. Wherever your heart is, that's your home. Even if it's not prettier nor more beautiful than every place you've ever been, but still...no place like home.
"Sesuram atau sekelabu apa pun rumah kami, kami yang terbuat dari daging dan darah lebih suka tinggal di sana daripada di negeri lain, sekalipun negeri itu teramat elok.
Tidak ada tempat seperti rumah."
Labels: Book, Children Book, Fantasy, Fiction, Indonesian, L. Frank Baum, Review, The Wonderful Wizard of Oz
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar